Kompas, halaman 12
Baru sekitar 93.700 sekolah jenjang SD-SMA/SMK, dari 206.000 lebih sekolah di Indoensia, yang terkoneksi internet. Masih terbatasnya sekolah yang terkoneksi internet ini manyebabkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran belum optimal.
Kepala Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Pusetkom) Ari Santoso mengatakan, untuk mendukung implementasi Kurikulum 2013, yang mendorong pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran, Pusetkom berkoordinasi dengan instansi, seperti Bappenas, Kementerian Informasi dan Komunikasi, serta Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral, untuk mempercepat tersediannya jaringan internet.
Pemanfaatan TI untuk pendidikan yang masih rendah dinilai memprihatinkan. Efektifitas pembelajaran dapat ditingkatkan dengan bantuan TIK yang dilaksanakan guru yang cakap serta konten digital pendidikan yang berkualitas. Guru harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan TIK yang mengubah cara belajar menjadi ubiquitous learning, yakni belajar apa saja, kapan saja, dan di mana saja.
Secara terpisah, Deva Rachman, Corporate Affairs Director Intel Corporation, mengatakan, peningkatan kualitas pendidikan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi.
Guna mendukung pemanfaatan TIK dalam pembelajaran sesuai implementasi Kurikulum 2013, Intel dan Pesona Edukasi berkolaborasi mendukung pelatihan guru dalam menguasai TIK untuk pendidikan serta penyediaan konten digital untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan.