Republika, halaman 22
Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Utara, menjadi peercontohan penerapan Kurikulum 2013. Kurikulum tersebut merupakan panduan penyelenggaraan pendidikan terbaru rumusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk jenjang SD hingga SMA. Dipilihnya Kutai Timur sebagai percontohan tidak terlepas dari inisiatif pemerintah kabupaten setempat yang menawarkan diri untuk membiayai program tersebut di daerah mereka.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kutai Timur Iman Hidayat menjelaskan, inisiatif menawarkan diri menjadi percontohan nasional, hadir karena Kurikulum 2013 dirasa sesuai dengan model pembangunan pendidikan yang mereka kembangkan dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Iman, Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembangunan karakter, menjawab kebutuhan mereka atas model kurikulum pendidikan. Iman mencontohkan, sejak 2012, Kutai Timur sudah menambah durasi pelajaran agama, dari dua jam per pekan menjadi empat jam. Selain dua jam kurikulum umum, dua jam tambahan digunakan kurikulum pendidikan Islam bagi siswa muslim.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh mengatakan, inti dari Kurikulum 2013 adalah keseimbangan pembangunan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Nuh menjelaskan, pada Kurikulum 2013 semua mata pelajaran diselaraskan, baik yang bersifat kurikuler, ekstrakurikuler dan nonkurikuler. Sejalan dengan penekanan terhadap pembangunan karakter, Nuh mengaharapkan, Kurikulum 2013 dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme.
Kutai Timur yang memulai lebih dahulu penerapan Kurikulum 2013, tidak segan mengalokasikan dana besar untuk program pendidikan. Sejak tiga tahun terakhir, Pemerintah Kutai menganggarkan Rp. 812 miliar untuk sektor pendidikan atau senilai dengan 27 persen APBD kabupaten tersebut.