Kompas, halaman 11
Pendidikan sebagai fondasi kemajuan bangsa harus mampu menyiapkan generasi mendatang untuk dapat membawa Indonesia sebanding dengan negara-negara lain. Pendidikan dikembangkan dalam rangka menyiapkan manusia Indonesia yang produktif dan memegang nilai-nilai positif.
Dalam hal pembangunan manusia, Indonesia belum maksimal dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Sebagai tambahan, Indeks Pembangunan Manusia Indonesia pada 2014 di peringkat ke-108 dari 287 negara. Laporan indeks itu diterbitkan United Nations Development Programme (UNDP).
Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, dalam pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2015 di Depok, Jawa Barat, mengatakan, harus disadari bahwa prinsip pendidikan ialah melihat ke depan. Sistem pendidikan saat ini baru akan terlihat mutunya sepuluh tahun ke depan. Kalla menyatakan, pembangunan manusia penting dalam membangun pendidikan karena dapat memperkuat kemajuan di segala sisi. Seiring dengan kemajuan pesat di aneka bidang di dunia, pendidikan seharusnya dapat mengimbangi agar tidak tertinggal. Pendidikan juga harus bermanfaat bagi semua pihak, mulai dari siswa, orantua, bangsa, dan negara. Pengembangan pendidikan perlu difokuskan pada potensi Indonesia.
Pada acara yang sama, Anies Baswedan mengatakan, rembuk nasional pertama pada era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla itu memiliki arti strategis untuk menata barisan dan mengimplementasikan program unggulan pemerintah, yakni Nawacita serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Anies mengatakan, pihaknya fokus untuk menguatkan aktor atau pelaku pendidikan, yakni guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, siswa, dan orangtua. Menurut Anies, selama ini, ketika membahas pendidikan, para aktor utama pendidikan tidak diperhatikan.