Pihak Sekolah Master, Depok, Jawa Barat, kekurangan tempat untuk menampung anak-anak jalanan yang ingin belajar di sana. Sebanyak 80 murid tingkat TK di Sekolah Master sendiri tidak punya tempat di ruangan yang disediakan sehingga harus menempati halaman masjid di dekat sekolah sebagai tempat belajar. Staf Lembaga Yayasan Bina Insan Mandiri atau Sekolah Master Indonesia, Mustomi mengatakan belum ada pengganti kelas-kelas itu dan anak-anak pun belum bisa belajar dengan nyaman.
Tempat yang disediakan oleh Sekolah Master saat ini diakui masih terbatas. Meski ada donatur yang membantu dana untuk operasional sekolah, itu belum bisa digunakan secara maksimal untuk kegiatan belajar mengajar murid yang berjumlah 2.000 orang lebih.
Sekolah yang dibangun dari tahun 2000 itu pun terancam kehilangan tempat lagi karena Pemerintah Kota Depok sudah ada rencana akan menggusur sebagian lahan milik Sekolah Master. Lahan yang digusur akan dibuat menjadi Terminal Terpadu Depok, apartemen, mal, dan bangunan lainnya yang bersifat komersial.
Menghadapi kondisi seperti itu, Mustomi meminta bantuan pihak-pihak terkait agar Sekolah Master tetap bisa beroperasi. Setiap tahun, pertumbuhan anak-anak jalanan yang belajar di Sekolah Master pun cukup signifikan, mencapai 50 persen dari pertumbuhan peserta didik pada tahun-tahun sebelumnya.