Jawa Pos, halaman 16
Pernyataan Kemendikbud bahwa bocoran soal ujian sekolah berstandar nasional (USBN) adalah hoax alias palsu, tampaknya, berlawanan dengan laporan sejumlah pihak. Diketahui bahwa memang telah terjadi kebocoran dalam penyelenggaraan ujian yang baru digelar perdana itu.
Informasi bocornya soal USBN tersebut disampaikan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Sekjen FSGI Retno Listyarti menuturkan, pihaknya menerima sejumlah laporan mengenai kasus kebocoran soal USBN 2017. Di antaranya berasal dari Pekanbaru, Medan, Indramayu, Kudus, Pati, Jakarta, serta NTB.
Laporan yang masuk menyebutkan bahwa bocornya soal USBN dimulai dari bimbingan belajar (bimbel) berinisal Q dan IS. Presidium FSGI Wilayah Jakarta Heru Purnomo menurutkan bocornya soal USBN di bimbel itu dijual sampai Rp 10 juta yang terdiri dari enam paket kunci jawaban.
Harga bocoran itu memang terasa cukup mahal. Namun pada praktiknya, siswa cukul beriuran Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu untuk mendapatkan kunci jawaban. Kemudian, kunci jawaban dikitimkan kepada siswa pada 19 Maret atau H-1 dimulainya USBN Jenjang SMA dan SMK.
Terkait dengan dugaan bahwa yang membocorkan soal USBN adalah guru, FSGI menyatakan kemungkinan itu kecil. Sebab, jika guru memang berniat membocorkan soal ujian, hal itu tidak hanya dilakukan untuk USBN, tetapi juga bocor saat ujian sekolah (US) digelar. Kenyatannya, kebocoran hanya terjadi pada USBN.