Passing Grade UKG Terlalu Tinggi

Jawa Pos, halaman 16

Angka minimal (passing grade) kelulusan Uji Kompetensi Guru (UKG) 2016 yang ditetapkan Kemendikbud dinilai terlalu tinggi. Dalam UKG ulang 2017 yang dilaksanakan mulai 25 April mendatang, diharapkan angka minimal kelulusan itu diturunkan.

Sebelumnya diberitakan, pada UKG 2016, nilai minimal kelulusan ditetapkan 80 poin. Guru peserta UKG yang tidak bisa mencapai nilai itu dinyatakan tidak lulus pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG). Setelah hasil UKG 2016 diumumkan, ada 41.218 guru dinyatakan tidak lulus. Otomatis kesempatan mereka untuk mendapat sertifikasi profesi pendidik sebagai syarat menerima tunjangan profesi guru (TPG) tertunda.

Mantan rektor Universitas Negeri Yogyakarta Rochmat Wahab, yang terlibat dalam pelaksanaan UKG 2016, mengatakan, passing grade ditetapkan oleh Kemendikbud dan sudah mendapat persetujuan dari wakil presiden. Dia menyatakan, tahun ini dirinya berkeberatan atas nilai kelulusan UKG yang mencapai 80 poin itu. Alasannya, nilai rata-rata UKG 2015 yang diperoleh guru hanya 43 poin. Menurut dia, meningkatkan nilai kelulusan hingga 80 poin dari nilai rata-rata guru 43 poin tidaklah realistis.

UKG Passing Grade Too High

Jawa Pos, page 16

The minimum passing grade for the Teacher Competency Test (UKG) 2016 set by Kemendikbud is considered  too high. In the UKG 2017 retake which will be held from 25 April,  the minimum passing grade is expected to be lowered.

As previously reported, the UKG 2016 passing grade was set at 80 points. The UKG participating teachers who could not reach that grade was declared as failing/ not passing the teacher professional education and training (PLPG). After the UKG 2016 results were announced, there were 41,218 teachers who did not pass. Automatically their opportunity to obtain professional certification as a requirement for receiving teacher professional allowance (TPG) was delayed.

Former Rector of the State University of Yogyakarta, Rochmat Wahab, who was involved in the implementation of the UKG 2016, said that the passing grade was set by Kemendikbud and has already received approval from the vice president. He said that for this year he objected to the UKG passing grade of 80 points. The reason is because  the average grade of teachers obtained in the UKG-2015 was only 43 points. According to him, increasing the passing grade to 80 points from the average grade of 43 points was unrealistic.

FSGI: Pemerintah Harus Kaji Ulang Pelaksanaan USBN

Suara Pembaruan, halaman 16

Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan, adanya laporan kebocoran soal ujian sekolah berstandar nasional (USBN) dari berbagai daerah menunjukkan ketidaksiapan sekolah menyelenggarakan USBN. Pasalnya, kecurangan yang terjadi pada USBN merupakan salah satu permasalahan yang dulu terjadi pada ujian nasional (UN), namun berpindah dari pusat ke daerah. Retno menuturkan, pemerintah harus mengkaji kembali pelaksanaan USBN. Harus ada perbaikan agar sekolah dan siswa tidak melakukan kecurangan, dan siswa tidak dikorbankan dari sistem yang dibuat.

Retno mengatakan, USBN memindahkan permasalahan pusat ke daerah. Seharusnya USBN tidak perlu diadakan jika masih menggunakan standar nasional. Kemampuan siswa diuji menggunakan metode sebelumnya saja, yakni ujian nasional dan ujian sekolah (US).

Retno menambahkan, pada pelaksanaan US, para siswa betul-betul berpikir keras dalam mengerjakan soal. Tidak ditemukan anak yang menyelesaikan dalam waktu singkat. Anak-anak mandiri dan mau berusaha. Terlebih, di US tidak terjadi kebocoran. FSGI pun kembali menyuarakan moratorium UN dan USBN. Jika ingin menyerahkan pada guru, pemerintah harus menyerahkan semuanya sehingga memberikan kelompok kerja guru (KKG) yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) kepercayaan.

FSGI: Government Should Review Implementation of USBN

Suara Pembaruan, page 16

Secretary General of the Indonesian Federation of Teachers’ Union (FSGI), Retno Listyarti said that reports of  leaks in the national standard school exams (USBN) from various regions showed the lack of readiness of schools organizing the USBN. Reputedly the cheating that occurred on the USBN is one of the problems that had previously occurred on the national exam (UN), but it had shifted from the center to the regions. Retno said that  the government should review the implementation of the USBN. There should be improvements in order for schools and students not to cheat, and the students are not sacrificed by the system created.

Retno said that  the USBN has moved the issues from the center to the regions. Ideally, the USBN need not be held if they still use the national standard method. Just have the students’ abilities tested using the previous method, namely the national exams and school exams (US).

Retno added that with the implementation of the US, the students really think hard in solving the problems. There  were no  children found completing the exams  in a short time. Children are independent and want to try. Moreover, there were no leaks in the US. FSGI has re-voiced moratorium on the UN and USBN. If the government  wants to delegate it to the teachers, it  should fully hand over to them thus provide trust to the teachers working group (KKG) which  are joined in the Deliberation of Subject Teachers (MGMP).

Gelombang Besar Renggut Nyawa Guru di Pedalaman Papua

The Jakarta Post, halaman 2

Lilis Setiawati, 23, seorang guru sekolah dasar (SD) yang ditugaskan untuk mengajar di Bayun, Kecamatan Pantai Kasuari, Kabupaten Asmat, kini tidak dapat lagi melaksanakan tugasnya untuk mengajari anak-anak pedalaman Papua, sebab speedboat yang ia tumpangi dengan beberapa rekan guru lainnya yang mengajar di muara sungai Bayun dihantam gelombang besar dan menenggelamkannya.

Tujuh penumpang perahu tersebut, termasuk Llilis, tewas dalam kecelakan tersebut. Sementara, empat lainnya masih hidup karena berenang dan diselamatkan oleh penduduk setempat.

Lilis merupakan guru kontrak yang ditugaskan di SD YPPK Bayun. Pada Senin itu, ia sedang melakukan perjalan ke Bayun untuk melaksanakan tugasnya sebagai guru.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat, Jacobus Gedu, membenarkan bahwa para korban baru saja menandatangani kontrak dengan pemerintah setempat pada Sabtu lalu. Lilis merupakan lulusan dari program sarjana Kursus Pendidikan Guru (KPG) di Marauke. Tugas Lilis untuk mengajar di Bayun merupakan tugas pertamanya sebagai seorang guru.

Perahu tersebut tenggelam pada hari Senin di muara sungai Bayun. Dalam perahu tersebut ada sebelas penumpang, dan empat orang diantaranya adalah guru. Perahu tersebut seharusnya berhenti di Desa Pirimapun di Kecamatan Serfan sebagai tempat pemberhentian akhirnya. Namun, kala itu harus berhenti dulu di Desa Bayun untuk menurunkan Lilis. Ketika gelombang besar menerjang perahu, semua penumpang terjatuh ke sungai.

Strong wave takes teachers’ lives inPapua hinterland

The Jakarta Post, page 2

Lilis Setiawati, 23, an elementary school teacher assigned to Bayun, Pantai Kasuari district, Asmat regency, can no longer fulfill her service to teach children in Papua’s hinterland, because the 15-horsepower fiberglass boat she was on with several other teachers in the Bayun River estuary was hit and sunk by a strong wave.

Seven passenger of the boat, including Lilis, were killed in the accident, while four survived by swimming and were saved by locals.

Lilis was contract teachers assigned to elementary school SD YPPK Bayun. She was undertaking the trip to Bayun on Monday to assume her duties as a teacher.

The secretary of the Asmat regency Education Agency, Jacobus Gedu, said that the victims had just signed the contract with the local administration on Saturday. Lilis was a graduate of the Teacher Training College’s (KPG) undergraduate program in Merauke. Her assignment to Bayun was her first as a teacher.

The boat sank on Monday in the Bayun River estuary. Eleven people were on board of the boat, four of whom were teachers. The boat was to have gone to Pirimapun village in Sarfan district as its final destination, but it was first to have stopped at Bayun village to drop Lilis off. When the boat was hit by the wave, all the passengers fell into the river.

Mendikbud Minta Nilai USBN Segera Diunggah

www.antaranews.com

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meminta sekolah segera mengunggah nilai Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) ke Data Pokok Pendidikan (Dapodik).  Muhadjir mengatakan, maksimal dua minggu setelah USBN selesai nilainya segera diunggah. Tujuannya adalah agar nilai tersebut tidak bisa diubah ataupun di”mark-up”. Sehingga nilai yang ada merupakan nilai yang murni atau jujur.

Ia mengatakan, tugasnya sebagai Mendikbud salah satunya adalah bagaimana menjadikan sekolah dan guru penuh dengan kejujuran dan bersih dari praktik kecurangan. Jika sekolah sudah mempunyai semangat jauh dari kecurangan, maka akan melahirkan generasi yang lebih baik dan jauh dari sifat curang.

Dia juga meminta pemerintah daerah ataupun sekolah menyampaikan nilai dengan sejujurnya. Menurut Muhadjir, pemerintah saat ini tidak akan marah jika menyampaikan data dengan sebenarnya.  Kalau data yang disampaikan benar, maka akan berdampak pada pengambilan keputusan yang tepat.

Mendikbud Requests Prompt Uploading of USBN Scores

www.antaranews.com

The Minister of Education and Culture (Mendikbud), Muhadjir Effendy, has requested schools to promptly upload National-Based School Exam (USBN) scores to Basic Educational Data (Dapodik). Muhadjir said that the scores have to be uploaded by two weeks after the exam at the latest. The purpose is to ensure the score cannot be changed or marked up. Therefore, the existing score is pure or fair.

He said that one of his roles as Mendikbud is to achieve schools and teachers which are full of honesty and fairness and devoid of any fraud. If schools have the motivation to fight fraud, this will result in a better and free-from-fraud generation.

He also requested local governments and schools to submit the scores honestly. According to Muhadjir, currently the government will greatly appreciate if the data is submitted as it is. If the data are not submitted as it is, the government will take the appropriate decision.

Link: http://www.antaranews.com/berita/621125/mendikbud-minta-nilai-usbn-segera-diunggah

RI-Prancis Lanjutkan Program Nusantara

www.mediaindonesia.com

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis semakin diperkuat dengan adanya perjanjian kerja sama dalam berbagai bidang strategis. Khusus di bidang ilmu pengetahuan teknologi (iptek) dan inovasi, kedua negara sepakat untuk kembali melanjutkan Program Kemitraan Hubert Curein (PHC) Nusantara.

Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Kementerian Ristek dan Dikti Ali Ghufron Mukti menilai PHC Nusantara atau Program Nusantara yang telah berlangsung sejak 2008 sangat bermanfaat terutama dalam hal pembiayaan riset, baik yang dilakukan dosen maupun peneliti dari kedua negara.

Ali Gufron mengatakan, hal itu merupakan kesempatan yang baik karena siapa pun boleh mengajukan proposal untuk pembiayaan penelitiannya. Hanya masing-masing harus punya partner, misal peneliti dari Indonesia harus menggandeng peneliti Prancis, pun sebaliknya. Ia mengatakan jejaring peneliti diperlukan, selain untuk mempermudah penelitian yang akan dilakukan di Prancis, juga supaya hasilnya benar-benar sejalan dengan program prioritas kedua negara.

Tahun ini ada 10+1 bidang kerja sama yang digagas melalui Program Nusantara tersebut. Bidang itu antara lain keamanan pangan dan agrikultur, energi, kesehatan, transportasi, advanced material seperti nanoteknologi, teknologi informasi dan komunikasi, maritim, studi dan perlindungan keanekaragaman hayati darat dan laut, penanggulangan bencana alam, penerbangan dan teknologi ruang angkasa, serta humaniora dan ilmu sosial. Lebih lanjut, ungkap Ali, tahun ini sudah ada 40 proposal penelitian yang diajukan baik oleh dosen dan peneliti dari Indonesia maupun dari Prancis.

RI-France to Continue Nusantara Program

www.mediaindonesia.com

The bilateral relationship between Indonesia and France has strengthened due to cooperation agreements in several strategic fields. The two countries agreed to continue Hubert Curien Partnerships (PHC) of Nusantara particularly in science and technology (iptek) as well as innovation.

The Directorate General of Science and Technology Resources of The Ministry of Ristek Dikti, Ali Ghufron Mukti, judge the PHC Nusantara or Nusantara Program to be highly beneficial mainly in terms of research funding to lecturers and researchers of the two countries. This program has been running since 2008.

Ali Gufron said that this program provides a good opportunity for everybody who would like to submit a research proposal. The only thing to consider is that they should have a partner. For instance, an Indonesian researcher has to collaborate with a France researcher, and vice versa. He said that a research network is necessary. This is due to the ease of conducting the research in France as well as the intended result of this priority program.

The Nusantara Program is initiating 10+1 cooperation fields this year: safety in food and agriculture; energy; health; transportation; advanced material such as nanotechnology; technology of information and communication; maritime; study and protection of biodiversity of marine and terrestrial organisms; natural disaster management; aviation and space technology; as well as humanities and social sciences. In addition, Ali stated that 40 research proposals have currently been submitted by lecturers and researchers both from Indonesia and France.

Link: http://mediaindonesia.com/news/read/98654/ri-prancis-lanjutkan-program-nusantara/2017-03-30