The Jakarta Post, halaman 1
Sekolah-sekolah di Jakarta mempunyai alasan untuk khawatir terkait pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK), karena akan menghadapi berbagai kendala seperti koneksi internet yang lambat dan pemadaman listrik.
Di Menteng, Jakarta Pusat, pihak SMK Negeri 10 memanggil penyedia layanan internet dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengirimkan teknisi ke sekolah mereka untuk memastikan tidak adanya gangguan untuk koneksi internet dan listrik.
Tidak hanya SMK 10, banyak sekolah juga sekolah lainnya yang meminta bantuan PT Telkom sebagai penyedia layanan internet dan PLN untuk memberikan jaminan jika kedua layanan penting tersebut tidak akan mengalami gangguan selama empat hari berlangsungnya ujian untuk para siswa SMK.
Namun, masalah tetap terjadi meski tindakan pencegahan telah dilakukan. Di Jakarta Utara, pada pukul 07.30 terjadi pemadaman listrik di SMK Benteng tepat setelah ujian dimulai. Hal itu menyebabkan 17 siswa di sekolah itu melanjutkan ujiannya di sekolah terdekat, yaitu SMK 9, sebelum kembali lagi ke sekolah mereka.
Tahun ini, sebanyak 2.940 sekolah yang ada di seluruh Jakarta mengikuti sistem UNBK, meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat hanya 47 persen sekolah yang menyelenggarakan UNBK.
Sementara itu dalam beberapa minggu mendatang, lebih dari 7,7 juta siswa dari 98.000 SMP dan SMA di seluruh Tanah Air direncanakan akan melaksanakan ujian nasional. Dari jumlah itu, sebanyak 48,93 persen akan mengikuti UNBK.
Koordinator UNBK Kemendikbud, Ari Santoso, mengatakan, sedikitnya sebanyak 48.000 sekolah di Tanah Air tidak memiliki cukup komputer untuk semua siswanya. Namun demkian, lanjut Ari, Kemendibud tidak memiliki tanggung jawab untuk menyediakan komputer atau koneksi internet. Masing-masing sekolah, tambahnya, harus menyediakan sendiri koneksi internet dan listrik, karena Kemendikbud tidak dapat menyediakannya.