Pelajar Perlu Diberikan Pemahaman Islam Moderat

Media Indonesia, halaman 22

UNTUK menangkal gejala meningkatnya intoleransi dan radikalisme di sekolah, organisasi pelajar Islam moderat diminta untuk proaktif. Organisasi seperti Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) perlu terjun ke sekolah-sekolah guna menambah pemahaman pelajar tentang Islam moderat.

Usul itu disampaikan Direktur Maarif Institut Abdullah Darraz pada diskusi bertajuk Penguatan Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Intoleransi dalam Pendidikan di Kemendikbud, Jakarta, kemarin (Kamis, 6/4). Dirinya mengusulkan organisasi pelajar Islam moderat terjun ke sekolah-sekolah negeri dan swasta memberi panduan tentang Islam moderat.

Menurut Darraz, IPNU, IPM, dan organisasi moderat Islam lainnya dapat melakukan kegiatan bersama dengan pelajar dan sekolah seperti seminar dan kunjungan ke lembaga Islam moderat seperti Muhammadiyah dan NU.

Lebih jauh ia mengungkapkan keprihatinanya terkait dengan adanya kelompok Islam radikal yang mampu mendirikan lembaga pendidikan serta membangun masjid dan memengaruhi masyarakat setempat. Mereka sudah mampu melakukan hal itu. Hal tersebut harus tangkal dengan mendekati pelajar.

Staf Khusus Mendikbud Bidang Kerja Sama Antarlembaga, Fajar Riza Ulhaq, menyepakati usul itu. Menurutnya, semakin beragam organisasi pelajar yang terlibat, makin terbuka membuka ruang dialog untuk mengasah keterampilan pelajar dalam menyikapi perbedaan. Ia mengatakan perlu adanya regulasi sekolah yang memungkinkan hal semacam itu. Masalahnya selama ini pelajar yang aktif di kegiatan keagamaan hanya disuguhi pandangan tunggal bahkan doktriner yang menganggap pandangan pihak lain menyimpang.

Students Need to be Provided with Moderate Islamic Understanding

Media Indonesia, page 22

To counteract the growing phenomenon of intolerance and radicalism in school, moderate Islamic student organizations are requested to be proactive.  These organizations such as Nahdlatul Ulama Students Association (IPNU) and Muhammadiyah Student Association (IPM) need to go to schools in order to increase student understanding of moderate Islam.

The proposal was submitted by the Director of Maarif Institute Abdullah Darraz in a discussion entitled Strengthening Character Education in Response to Intolerance Challenge in Education at Kemendikbud, Jakarta, yesterday (Thursday, 6/4). He proposed the moderate Islamic student organizations venture into state and private schools providing guidelines on moderate Islam.

According to Darraz, IPNU, IPM and other moderate Islamic organizations could conduct activities together with students and schools such as seminars and visits to moderate Islamic institutions such as Muhammadiyah and NU.

Furthermore, he revealed his concern over the radical Islamic groups that are able to establish educational institutions and to build mosques and influence the local communities. They’ve been able to do that.  It should be desisted by approaching students.

Special Staff of the Minister of Education on Inter-Institutional Cooperation, Fajar Riza Ulhaq, agreed to the proposal. According to him, the more diverse student organizations involved the more possible to open space for dialogue to hone the skills of students in addressing differences. He said schools need regulations that allow that sort of thing. The problem is so far these students who are active in religious activities are only offered a single view even doctrinal that considers the views of others as deviating.

Perguruan Tinggi Negeri Katolik Pertama di Indonesia Diresmikan

The Jakarta Post, halaman 2

Setelah melalui proses dan birokrasi yang panjang, Sekolah Tinggi Pastoral (STP) Santo Agustinus di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, mengukir sejarah pada hari Kamis (6/4) karena mulai kini telah menjadi perguruan tinggi milik pemerintah dengan nama Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri (STAKatN) Pontianak.

Sebagai perguruan tinggi negeri (PTN) Katolik pertama di Indonesia, STAKatN Pontianak diharapkkan dapat berperan penting dalam mendukung semangat persatuan dan keanekaragaman di Indonesia.

Saat membuka acara peresmian STAKatN, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pendidikan agama sangat penting dalam menjaga semangat persatuan nasional karena Indonesia adalah negara yang sangat beragam. Oleh karena itu, ia berharap dengan diresmikannya STAKatN ini, keberadaan lembaga-lembaga sejenis di daerah lain di seluruh Indonesia dapat ikut berkembang.

Lukman mengatakan bahwa berbicara mengenai agama adalah berbicara tentang perasaan. Oleh karena itu, agama bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan di ruang publik, namun seperangkat nilai-nilai yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Mantan Kepala STP Santo Agustinus, Andreas Muhrotien, mengatakan, lembaga pendidikan yang dibuka pada 2006 tersebut awalnya adalah milik swasta. Tujuan awal pendiriannya adalah untuk memberikan solusi atas kurangnya jumlah guru pendidikan agama Katolik di provinsi tersebut. Andreas mengatakan, mereka telah berupaya keras dan melewati perjalanan panjang agar lembaga tersebut dapat menjadi PTN.

Indonesia opens nation’s first state Catholic college

The Jakarta Post, page 2

After a long, bureaucratic process, the Santo Agustinus Pastoral Institute (STP) in Kubu Raya, West Kalimantan, experienced a historic moment on Thursday as it began operations as a government-run educational institution now named the Pontianak State Catholic Institute (STAKatN).

As the first ever state Catholic institute in Indonesia, STAKatN Pontianak is expected to play a significant role in supporting the spirit of unity in the diverse nation.

Speaking during the inauguration of the institute, Religious Affairs Minister Lukman Hakim Saifuddin said religious education was important in maintaining the spirit of unity in Indonesia despite its enormous diversity. Hence, he hoped the inauguration of the state Catholic university could be immediately followed by the development of similar institutions in other areas across Indonesia.

Lukman said that religion is all about feeling. Hence, religion is not something to be debated in the public sphere, but a set of values we should implement in our daily lives.

Former STP Santo Agustinus head Andreas Muhrotien said the institute, which opened in 2006, was previously a private institution, which initially aimed to provide a solution to the province’s shortage of Catholic religious education teachers. Andreas said they have undertaken a long journey to become a state institute.

Sekolah Kumuh Ada diantara Huniah Mewah

The Jakarta Post, halaman 4

Ketika orang berpikir tentang sekolah kumuh di Indonesia, orang cenderung berpendapat bahwa sekolah-sekolah itu berada di pelosok-pelosok daerah. Namun, bagi sebagian siswa di Jakarta, mereka juga harus mengenyam pendidikannya di sekolah-sekolah kumuh itu, yang letaknya bahkan berdekatan dengan kawasan hunian mewah seperti  kawasan Menteng di Jakarta Pusat.

SDN 03 Menteng adalah salah satunya. Dua tahun lalu, ruang perpustakaan di sekolah tersebut runtuh, sehingga pihak sekolah memindahkannya ke ruang laboratorium yang tidak terpakai. Selain ruang perpustakaan yang rusak, sistem ventilasi udara di sekolah tersebut juga sudah keropos karena termakan rayap.

Pihak sekolah pernah mencoba menggalang dana dari pihak luar untuk melakukan renovasi, namun Dinas Pendidikan (Dispendik) DKI Jakarta tidak menyetujuinya karena permasalahan tersebut sudah menjadi tanggung jawab Dispendik.

Meski beberapa bagian dari gedung sekolah tersebut tampak sangat membutuhkan renovasi, namun beberapa fasilitas bagus masih terlihat di dalamnya. Hal itu dikarenakan letaknya yang berada di kawasan Menteng, hunian bagi para para diplomat dan staf-staf kedubes asing serta kawasan perumahan mewah. Fasilitas-fasilitas itu antara lain adalah AC yang ada di seluruh ruang kelas, yang peralatan dan tagihan listriknya dibebankan kepada orang tua siswa.

Bagi beberapa murid, rusaknya fasilitas di sekolah itu tampaknya tidak terlalu mengganggu, karena kini ruang perpustakaan yang rusak itu telah dipindah. Semisal yang dikatakan Bagus Rama, anak kelas lima di sekolah itu, meski ia tahu jika perpustakaan di sekolahnya rusak parah, namun hal itu sudah tidak mengganggu lagi karena untuk sementara waktu sudah dipindahkan ke ruangan lain, dan rencananya akan segera direnovasi.

Namun,  tidak semua siswa berpendapat seperti Bagus. Semisal yang dikatakan Ali Ramadhan, seorang siswa SDN 02 Duri Pulo, Jakarta Pusat, bahwa ia takut pergi ke toilet laki-laki karena langit-langitnya sudah rusak. Langit-langit di toilet itu, katanya, pernah runtuh tapi untungnya tidak ada yang terluka.

Bangunan sekolah SDN 03 Menteng dan SDN 02 Duri Pulo adalah dua diantara 627 sekolah di Jakarta yang rencananya akan direnovasi pada 2017 dengan anggran sebesar Rp 3,06 triliun (US $ 230 juta). Saat ini, sebanyak 47 persen sekolah di Ibu Kota membutuhkan renovasi. Hanya sebanyak 885 dari 1.708 gedung sekolah yang dianggap dalam kondisi baik.  Kadispendik DKI Jakarta, Sopan Adrianto menyayangkan tidak semua gedung-gedung sekolah yang rusak itu bisa sekaligus direnovasi, karena prioritas APBD DKI Jakarta hanya untuk sekolah dengan rusak berat.

Affluent neighborhoods not free of run-down schools

The Jakarta Post, page 4

When people think of rundown schools in the country, most minds are likely to wander toward schools in outer regions. However, students in Jakarta also have to endure decaying school facilities, even in an affluent neighborhood like Menteng in Central Jakarta.

It has been two years since the library roof at state elementary school SDN 03 in Menteng collapsed, causing the school to move the library to an unused computer lab. Apart from the damaged library, the school’s ventilation system is also decaying due to termites.

The school once tried to seek funds for renovations from other parties, but the Jakarta Education Agency forbade it, saying that the school was its responsibility.

While some parts of the school are in dire need of renovation, the school still has some nifty facilities as it is located in Menteng, home to many diplomats, embassies and luxury properties.

For instance, all classrooms in the school are air-conditioned, with parents of students pitching in to pay for the air conditioners and electricity.

Some students of the elementary school did not seem to be bothered by the decaying facilities now that the library has been moved. Bagus Rama, a fifth-grader at the school, for example, said that he knew the library was badly damaged but it was OK as it had been moved temporarily and will be renovated soon.

But not all students were as nonchalant as Bagus. Ali Ramadhan, a 10-year-old student at elementary school SDN 02 in Duri Pulo, Central Jakarta, said it was scary to go into the school’s male toilets because the ceilings were broken. He said that the ceilings of the male toilets once collapsed, but no one was injured.

SDN 03 Menteng and SDN 02 Duri Pulo are among the 627 schools in Jakarta that have renovations planned for 2017 with a budget of Rp 3.06 trillion (US$230 million). Currently, 47 percent of schools in the capital need to be renovated and only 885 out of 1,708 schools are considered to be in good condition.

Unfortunately, the damaged schools cannot all be renovated at once because the city budget needs to be prioritized for schools that are heavily damaged, said Jakarta Education Agency head Sopan Adrianto.

UNBK SMK Masih Ada Kendala

Republika, halaman 5

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengklaim penyelenggaraan ujian nasional berbasi komputer (UNBK) jenjang pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) berjalan lancar. Namun, sejumlah kendala diakui masih ditemukan dalam penyelenggaran UNBK SMK.

Hal itu diungkapkan Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendikbud, Daryanto, Kamis (6/4). Ia mengatakan, permasalahan teknis dan non-teknis memang terjadi selama penyelenggaraan UNBK SMK tersebut, misalnya pemadaman listrik, jaringan internet dan sinkronisasi data.

Kendati demikian, lanjut Daryanto, belum ada laporan kebocoran soal UNBK SMK. Hal itu tidak lepas dari kerja dan dukungan semua pihak, terlebih dukungan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) yang dinilai berhasil memperbaiki sejumlah kelemahan informatika yang ada. Hasil UNBK ini, tambahnya, akan menjadi bahan evaluasi pemerintah, baik di pusat maupun di daerah.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Unifah Rasyidi mengakui UNBK SMK kali ini mampu meminimalisasi kecurangan. Secara keseluruhan UNBK berjalan dengan baik, meski masih ditemukan sejumlah kendala di beberapa daerah.

Seperti diketahui, ujian nasional SMK tahun ini diikuti oleh 1.327.246 siswa dari 12.509 sekolah. Dari jumlah itu, sebanyak 150.855 merupakan peserta ujian nasional kertas pensil (UNKP) dan 1.176.391 adalah peserta UNBK.

 

UNBK of SMK still Faced Problems

Republika, page 5

The Minister of Education and Culture (Kemendikbud) claimed that the implementation of the computer-based national exam (UNBK) in vocational high schools (SMK) ran smoothly. However, several problems were still found in the implementation of the UNBK in SMK.

This was stated by the Inspector General (Irjen) of Kemendikbud, Daryanto, on Thursday (6/4). He said that both technical and non-technical problems occurred in the implementation of the UNBK in SMK, such as power outages, internet networks and data synchronization.

Even though these problems caused concern, Daryanto said that there were no reports of questions from the UNBK of SMK being leaked. This was a result of work and cooperation from all parties, especially State Cryptography (Lemsaneg) and is considered to be an improvement on several existing shortcomings in informatics. He added that this UNBK result would provide evaluation material for the government, at both central and regional levels.

The General Head of the Teachers’ Union of the Republic of Indonesia (PB PGRI), Unifah Rasyidi, admitted that UNBK 2017 of SMK was able to minimize cheating. Overall, UNBK ran smoothly, even though it still faced several problems in some regions.

In total. 1,327,246 students from 12,509 schools took the national exam of SMK. Of these, only 150,855 students took the pencil and paper national exam (UNKP) and 1,176,391 students the UNBK.

Riset Harus Berorientasi Inovasi dan Invensi

Republika, halaman 5

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) meminta riset harus berorientasi pada inovasi dan invensi. Sebab, riset menjadi kunci membangun daya saing bangsa.

Hal itu diungkapkan Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemristekdikti, Muhammad Dimyati di Graha Sabha Pramana UGM, Kamis (6/4). Ia mengatakan, penelitian jangan hanya untuk memenuhi syarat pendidikan saja, namun harus aplikatif untuk mensejahterakan masyarakat.

Kemenristekdikti, lanjutnya, mereformulasi pendanaan penelitian untuk meningkatkan produktivitas peneletian di perguruan tinggi. Penyederhanaan ini diharapkan mampu mendorong riset yang berorientasi pada inovasi dan invensi.

Dalam hal publikasi riset, Indonesia masih tertinggal dari negara ASEAN lainnya, yaitu Malaysia dan Thailand. Indonesia hanya menghasilkan sebanyak 1.406 publikasi pada 2016. Jumlah itu jauh dibawah Malaysia yang sudah memublikasikan riset sebanyak 25 ribu pada tahun yang sama.

Namun, pemerintah optimis Indonesia dapat menduduki peringkat atas publikasi riset di ASEAN. Kemenristekdikti telah menyiapkan instrument berupa Permenristekdikti yang dapat mendorong peningkatan capaian kekayaan intelektual melalui hak cipta, merek, indikasi geografis, desain industri, tata letak sirkuit terpadu, rahasia dagang, paten, dan perlindungan varietas tanaman.

Research should be Innovative and Practical

Republika, page 5

The Ministry of Research and Higher Education (Kemenristekdikti) has requested that research be innovative and practical. This is because research is key to developing the competitiveness of a country.

This was stated by Dirjen of Research Affirmation and Development of Kemristekdikti, Muhammad Dimyati in Graha Sabha Pramana UGM, on Thursday (6/4). He said that the research should not only meet the requirements of education, but also benefit society.

He also stated that Kemenristekdikti has reformulated the funding for research to upgrade the productivity of the research in the universities. This simplicity is expected to support innovative and invention-oriented research.

In terms of publication of research papers, Indonesia still lags some way behind other ASEAN countries such as Malaysia and Thailand. Indonesia had only 1,406 reports publications in 2016, far, far below the figures from Malaysia which had 25,000 research papers published n 2016.

However, the government is optimistic that Indonesia will be able to reach the top rank of research publications in ASEAN. Kemenristekdikti has prepared instruments, such as Permenristekdikti that can support the achievement of the intellectual property by copyrights, brands, geographical indications, industrial design, layout of integrated circuits, trade secrets, patents, and the protection of plant varieties.