Kompas, halaman 12, Sabtu, 15 April
Ujian nasional berbasis komputer untuk SMK dan SMA selama dua pekan secara umum dinilai berjalan lancar. Namun, demi peningkatan mutu pembelajaran di era digital, perlu sinergi pemerintah pusat dan daerah dalam pengadaan infrastruktur teknologi informasi. Inspektur Jenderal Kemdikbud Daryanto mengakui masih ada beberapa kendala, terutama listrik dan jaringan internet. Perbaikan perlu terus dijajaki dengan melibatkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Telkom.
Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengambangan Kemdikbud, dari 1,8 juta siswa SMA yang mengikiti UN, 1.145.341 siswa ikut UNBK. Artinya, 9.661 sekolah sudah melaksanakan UNBK. Sekolah-sekolah itu dibagi menjadi 7.689 SMA/MA yang melakukan UNBK secara mandiri dan 1.972 SMA/MA melakukan UNBK dengan menumpang sekolah lain. Beberapa sekolah di Jawa Barat, bahkan mengharuskan siswa beramai-ramai menyewa mobil karena jarak sekolah asal ke sekolah tempat mereka ujian 32 kilometer.
Kepala Balitbang Kemdikbud Totok Suprayitno menjelaskan, keputusan untuk menumpang harus berdasarkan kesepakatan antara guru, siswa, dan orangtua siswa dengan tidak disertai pemaksaan. Jika kesepakatan bersama meyakini tetap ke sekolah lain meski jaraknya relatif jauh, tidak apa-apa, asal tidak ada pihak yang terbebani.
Sementara itu, dalam kunjungan kerja di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, Kamis, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan dasar serta menengah yang berkualitas perlu diefektifkan. Apalagi, saat ini, pemenuhan sarana-prasarana pendidikan yang bermutu merupakan salah satu program prioritas sekolah. Pihaknya mendorong pemerntah daerah untuk berkomitmen kuat dalam memajukan pendidikan. Bantuan dari pemerintah pusat terbatas. Sebab, sekutar 62 persen dari total anggaran pendidikan ditransfer ke daerah.