Kompas, halaman 12, Sabtu, 15 April
Sebanyak 30 guru asal Aceh yang baru saja menuntaskan program master pendidikan di Finlandia, Kamis (13/4), telah tiba kembali di lokasi tugas masing-masing. Mereka siap mengembangkan pola pembelajaran baru di tempat mereka mengajar, yaitu di Yayasan Sukma jenjang SD, SMP, dan SMA yang tersebar di Kabupaten Pidie dan Bireuen serta Kota Lhokseumawe,.
Paradigma yang dipetik dari University of Tampere, Finlandia, tempat mereka meraih gelar master adalah menempatkan siswa sebagai subyek otonom dan berdaya. Sudah tidak tepat memosisikan guru sebagai penceramah tunggal di depan kelas, sebagaimana yang lazim berlangsung selama ini.
Marthunis bin Bukhari, guru Bahasa Inggris di SMA Sukma Pidie mengatakan, ia dan rekan-rekannya akan mencoba menyosialisasikan pola pembelajaran yang baru kepada rekan-rekan sesama guru sembari mempraktikkan cara itu di depan kelas.
Sementara, Nailul Authar, guru Ilmu Pengetahuan Sosial di SMA Sukma Pidie, menambahkan, Findlandia mengajarkan bagaimana cara mendidik siswa dengan cara yang spesifik yaitu guru harus memodifikasi materi pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan usia siswa.
Rektor University of Tampere, Liisa Laakso, dalam perbincangan di Helsinki, pekan lalu, menegaskan bahwa kunci pembelajaran yang bermutu terletak pada kompetensi dan wawasan guru. Guru yang baik adalah yang tidak hanya menguasai materi pelajaran, tapi juga paham akan kondisi dan kemampuan siswanya. Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya mengubah cara berfikir guru.