Pemerintah berencana mengganti program orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) dengan program bela negara. Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu, Senin (17/04).
Menhan memprakarsai program pendidikan Bela Negara tersebut pada tahun lalu. Program itu bertujuan untuk menanamkan patriotisme di kalangan anak muda dan melindungi mereka dari pengaruh asing, termasuk paham radikalisme, terorisme, dan narkoba.
Program baru untuk para mahasiswa baru tersebut akan mencakup kegiatan-kegiatan di luar kelas seperti baris berbaris serta pelatihan P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan). Untuk Kegiatan didalam kelas akan diisi dengan penanaman nilai-nilai dan fungsi Pancasila agar tertanam dalam diri para mahasiswa budaya anti korupsi dan radikalisme.
Hasil studi yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2011 dan lembaga pemikir Islam, Maarif Institute, pada 2013, menemukan bahwa berkembangnya dukungan untuk pembentukan negara Islam di Indonesia banyak terjadi di kampus-kampus di Tanah Air.
Program ospek juga akhir-akhir ini dirusak dengan banyaknya tindakan kekerasan, dimana hampir tiap tahunnya menghiasi berita-berita di media mulai dari mahasiswa terluka parah, atau bahkan meninggal saat ospek. Kegiatan ini menjadi ajang balas dendam para senior yang ingin mengulang perlakuan yang mereka terima selama mengikuti ospek.
Ryamizard mengatakan, rencana tersebut telah dibahas bersama Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir dan juga telah mendapatkan restu dari Presiden Joko Widodo.