Kompas, halaman 12
Kekurangan 91.861 guru produktif di SMK dicoba dipenuhi secara bertahap. Pemenuhan guru produktif ini disiasati dengan menambah kehalian ganda pada guru umum yang memenuhi syarat. Adapun guru produktif yang tersedia sekarang terus diperkuat kompetensinya. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, memberikan keahlian ganda bagi guru normatif dan adaptif di SMK yang jumlahnya berlebih supaya bisa menjadi guru produktif dinilai lebih efektif. Selain mampu menekan pembiayaan, langkah itu juga dapat dikebut.
Muhadjir menargetkan, hingga 2019, 40.000 guru produktif dari program keahlian ganda bisa terpenuhi. Bersamaan dengan hal itu, juga direkrut guru baru, baik dari politeknik maupun perguruan tinggi umum lainnya. Ia mengatakan, revitalisasi SMK sesuai amanat Presiden Joko Widodo harus dilakukan untuk kelembagaan, sarana dan prasarana, hingga kecocokan kompetensinya dengan kebutuhan pasar.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud Sumarna Surapranata menambahkan, sebanyak 12.741 guru normatif dan adaptif SMK saat ini menjalani pelatihan sebagai guru produktif selama setahun. Pada Juli nanti, akan ada lagi pengalihan guru lewat keahlian ganda sekitar 15.000 guru. Guru yang ikut program keahlian ganda menjalani pelatihan dan pendidikan selama satu tahun. Sifatnya bergantian, yakni penguasaan teori lewat modul-modul yang disiapkan secara mandiri dengan bantuan instruktur. Lalu, penguasaan kompetensi keahlian baru di SMK yan ditetapkan ataupun datang dari industri.
Sumarna mengatakan, kerja sama peningkatan pendidikan vokasi, termasuk kompetensi guru, dilakukan antara lain dengan Perancis dan Belanda. Tahun ini ditargetkan 600 guru produktif mendapat pelatihan dan magang di industri di Perancis dan Belanda.