Setiap hari, anak-anak di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), mempertaruhkan nyawa mereka ketika berangkat ke sekolah. Mereka harus menyeberangi Sungai Kambaniru yang dipenuhi buaya buas agar mereka sampai di sekolah.
Beberapa hari yang lalu, seekor buaya di sungai Kambaniru menyerang seorang penduduk lokal bernama Cornelis saat sedang memancing ikan di sungai tersebut. Hanya dua kaki dan usus Cornelis yang tersisa. Namun demikian, anak-anak tersebut tetap bertekad untuk berangkat ke sekolah meskipun ada kejadian naas yang menimpa Cornelis.
Tanpa keraguan, anak-anak tersebut dengan berani berenang di sungai yang memiliki kedalaman 65 meter itu dan berpacu dengan buaya yang dengan cerdik mengintai santapan mereka berikutnya dari dalam air. Setelah anak-anak itu menyeberangi sungai dengan aman, mereka pun harus menghadapi beratnya medan pegunungan dan menaklukan tebing yang curam sampai akhirnya tiba di sekolah mereka, yaitu SDN Bidi Praing.
Kerasnya kehidupan anak-anak di Sumba itu sangat jauh berbeda dengan rekan-rekan mereka di Jakarta yang memiliki semua fasilitas yang bisa mereka dapatkan untuk pulang pergi ke sekolah dengan aman. Anak-anak di Sumba melewati semua rintangan itu dengan penuh ketekunan. Di tengah berbahayanya tantangan yang harus mereka hadapi, mereka sanggup melewati semuanya agar dapat menggapai semua impian dan cita-cita mereka.