Pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp5,3 triliun untuk merevitalisasi sekolah kejuruan di Tanah Air. Alokasi dana tersebut akan digunakan untuk merevitalisasi 219 SMK di seluruh Indonesia. Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad usai meresmikan program revitalisasi sekolah kejuruan di Stadion Olahraga Manahan, Rabu.
Hamid mengatakan, alokasi dana sebesar Rp3,4 triliun berasal dari anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sedangkan dana Rp1,9 triliun masing-masing berasal dari anggaran pemerintah provinsi. Program revitalisasi fokus pada lima aspek, yaitu pendidikan, kurikulum, guru, fasilitas pembelajaran, dan kerjasama dengan industri. Aspek terpenting adalah terkait dengan kualitas lulusan SMK yang siap kerja.
Ia berharap kurikulum sekolah kejuruan akan selalu ditingkatkan dan disesuaikan dengan permintaan dunia industri. Demikian halnya dengan kualitas guru yang juga harus selalu ditingkatkan.
Saat ini, lanjutnya, SMK di seluruh Indonesia masih kekurangan 91 ribu guru. Ia berharap kekurangan tersebut dapat terpenuhi pada 2019. Selain itu, SMK juga harus memiliki sarana belajar yang baik, termasuk ruang praktik.
Hamid mengatakan, pihaknya terus mendorong semua SMK untuk menjalin kemitraan dengan dunia industri, sehingga akan terjalin komunikasi seputar kesempatan kerja.
Hamid menambahkan, banyak perusahaan dan dunia industri mengeluhkan kualitas lulusan SMK. Oleh sebab itu, para lulusan SMK perlu meningkatkan keterampilan mereka untuk lulus ujian kompetensi dan sertifikasi.