Republika, halaman 5
Ketua Panitia Pusat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Ravik Karsidi mengatakan hampir semua rektor perguruan tinggi negeri (PTN) sepakat menggunakan hasil SBMPTN untuk seleksi mandiri. Namun untuk berapa persentasenya diserahkan kepada masing-masing PTN.
Ravik memberi contoh di Universitas Negeri Sebelas Maret,Solo yang menggunakan 100 persen hasil SBMPTN untuk seleksi mandiri. Berdasarkan Permenristekdikti 126/2016 tentang penerimaan mahasiswa baru program sarjana, dijelaskan bahwa idealnya ujian masuk mandiri diambil dari hasil SBMPTN.
Sementara itu, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Sutrisna Wibawa, mengatakan tahun ini pihaknya menerima sekitar 6.000 mahasiswa baru. Sebanyak 30 persen dari seleksi nilai rapor atau SNMPTN, 40 persen dari SBMPTN dan 30 persen dari ujian mandiri. Untuk ujian mandiri, lanjut Sutrisna, baru diselenggarakan jika nilai SBMPTN yang ada belum memenuhi standar yang ditetapkan.
Sementara itu, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pihaknya menyerahkan kebijakan tersebut pada masing-masing perguruan tinggi. Perguruan tinggi bisa menggunakan nilai SBMPTN, tapi tidak diwajibkan. Ada beberapa yang menggunakan namun ada juga yang tidak. Intinya adalah bagaimana seleksi masuk PTN bisa terjaring dengan baik.