Media Indonesia, halaman 18
Peningkatan kualitas guru produktif untuk sekolah menengah kejuruan (SMK) mendesak. Kebutuhan tersebut akan dipenuhi pemerintah dengan melibatkan kampus, industri, dan ahli dalam pendidikan profesi guru (PPG) pada jabatan bersubsidi. Hal itu diungkapkan Direktur pembelajaran, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Paristiyanti Nurwardani.
Ia mengatakan, untuk memaksimalkan koordinasi kemenrisktekdikti dan Kemendikbud, keterlibatan lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) dengna akreditasi A akan diutamakan, kecuali di beberapa daerah yang belum memadai, seperti di Papua dan beberapa wilayah Indonesia timur lainnya.
Program PPG, lanjutnya, kali ini akan dilakukan dengan memberikan subsidi bagi peserta yang lolos seleksi dari SMK negeri atau pun swasta di berbagai daerah. Subsidi akan diberikan kepada 2.500 guru dari 10 bidang atau jurusan di SMK. Jurusan dalam PPG antara lain teknologi penangkapan ikan, agrobisnis produksi ternak, agrobisnis pengolahan hasil pertanian dan perikanan, pariwisata, teknik elektro, teknik mesin, teknik otomotif, dan teknik kimia.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Sumarna Surapranata, mengatakan, guru yang mendaftar program PPG harus memenuhi syarat, antara lain berstatus guru tetap dan tidak tetap di sekolah negeri atau swasta dan sudah terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik), memiliki pengalaman mengajar lima tahun atau mengikuti program sarjana mengajar keguruan. Selain itu, mereka juga harus lulusan sarjana dari perguruan tinggi dengan akreditasi institusi perguran tinggi minimal B dan dari program studi terakreditasi minimal B dengan IPK minimal 2,75.