Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemristekdikti) mendorong perguruan tinggi berkolaborasi membentuk konsorsium dengan industri pangan agar inovasi dan yang teknologi dihasilkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemeristekdikti Jumain Appe mengatakan kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri untuk mengembangkan model bisnis yang mampu meningkatkan produktivitas pangan dan daya saing secara nasional maupun internasional.
Menurut Jumain, konsorsium tersebut sudah terbentuk di sejumlah perguruan tinggi, salah satunya dikembangkan oleh IPB. Tetapi, hasil dari konsorsium tersebut harus dikembangkan lebih luas.
Kemristekdikti menggelar Forum Industri Pangan untuk mengundang perguruan tinggi pertanian dan peternakan secara nasional dan asosiasi pengusaha serta industri untuk bisa membuat suatu rumusan, langkah-langkah atau tindak lanjut model konsorsium yang dilakukan dan tindak lanjut apa yang sudah dilakukan perguruan tinggi. Jumain mengatakan, Institut Pertanian Bogor (IPB) sudah banyak melakukan konsorsium, tapi Kemristekdikti mendorong lebih banyak lagi perguruan tinggi melakukan hal serupa.
Menurutnya, perguruan tinggi dan lembaga penelitian harus bisa meningkatkan daya saing bangsa melalui inovasi dan teknologi. Mengingat Indonesia menjadi pangsa besar besar industri global karena sumber daya manusianya yang tinggi. Saat ini, kemampuan daya saing bangsa Indonesia secara total masih berada diurutan 41 dari 144 negara, berada di bawah Malaysia, Singapura dan Thailand untuk level Asia. Ia menyebutkan sumber daya manusia dan inovasi dua hal yang harus dibangun sejak lama. Selama ini, perguruan tinggi dan lembaga penelitian berjalan sendiri-sendiri. Inovasi dan teknologi yang dihasilkan baru dalam taraf laboratorium (prakarya) yang berarti dalam rangka keilmuan, sehingga belum bisa dinikmati masyarakat.
EDUCATION NEWS MONITORING SERVICE 