Kompas, halaman 11
Pemerintah mendukung peningkatan kualifikasi pendidikan dosen ke jenjang pendidikan doktor melalui program beasiswa. Tersedia hampir 3.000 beasiswa pendidikan bagi dosen untuk kuliah di dalam dan luar negeri dalam upaya meningkatkan kapasitas dosen di perguruan tinggi negeri dan swasta. Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ali Ghufron Mukti mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan American Indonesia Exchange Foundation (Aminef) untuk memfasilitasi beasiswa studi pascasarjana bagi dosen ke sejumlah perguruan tinggi di Amerika Serikat.
Kerja sama tersebut dimulai sejak 2009 dan diperbarui pada tahun 2013 hingga 29 Mei 2017. Kelanjutan program tersebut dilakukan lagi hingga 2021 dengan kuota untuk dosen ditingkatkan pula yang biasanya 20 dosen per tahun menjadi 50 dosen per tahun.
Direktur Eksekutif Aminef Alan H Feinstein mengatakan, biaya pendidikan dosen ditanggung Pemerintah Indonesia, sedangkan Aminef menanggung biaya pengarahan dan orientasi. Program ini telah dinikmati 180 orang yang terdiri dari 120 orang yang meraih gelar doktor, 24 orang menerima gelar master, 2 orang melakukan riset untuk program doktoralnya, dan 34 peneliti Indonesia yang telah melakukan riset pascadoktoral di universitas-universitas di Amerika Serikat.
Sementara itu, Beasiswa Fullbright-Ristekdikti juga diberikan untuk peneliti post-doktoral. Mereka akan melakukan riset selama empat hingga enam bulan di universitas terakreditasi di AS. Ghufron mengatakan, beasiswa Fullbright-Ristekdikti hanya salah satu skema beasiswa pendidikan dosen. Ada juga Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI) untuk dalam negeri sebanyak 750 dosen dan BUDI luar negeri untuk 100 dosen.