Republika, halaman 2
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) disebut akan ikut mengawasi secara langsung organisasi-organisasi kemahasiswaan. Mahasiswa khawatir, wacana itu sebagai alat untuk membungkam mahasiswa secara tidak langsung. Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas YAI Jakarta, Firda Apriyanti.
Firda mengatakan, jika BNPT benar akan masuk dan ikut lakukan pengawasan pada setiap kegiatan mahasiswa, maka mahasiswa yang seharusnya bisa berpikir kritis, menjadi tertahan karena adanya pengawasan ketat. Menurut dia, kalau tujuan BNPT masuk ke kampus adalah untuk melakukan pengawasan terhadap mahasiswa yang radikal, belum tentu mereka ikut organisasi. Karena terkadang, mereka yang menganut paham beda dari lainnya, biasanya orang yang tertutup dan tidak suka berorganisasi.
Sementara, Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Mulyadi Tamsir mendukung usulan agar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) masuk kampus. Namun, ia membantah asumsi bahwa gerakan radikalisme telah ‘bermain’ di lingkungan kampus.
Mulyadi mengatakan semua warga negara dan generasi muda harus menjadi bagian untuk menanggulangi bahaya terorisme. Karena, terorisme adalah musuh bersama. Ia memandang positif adanya penyuluhan atau sosialisasi penanggulangan bahaya terorisme di kampus. Menurut Mulyadi, format program BNPT di kampus-kampus ini nantinya bisa dilakukan lewat sosialisasi atau memanfaatkan organisasi-organisasi kampus, baik intrakampus maupun ekstrakampus, untuk membuat grup diskusi.