Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebut salah satu kendala distribusi Kartu Indonesia Pintar (KIP) yakni menemukan anak tak sekolah (ATS). Staf Khusus Mendikbud Bidang Monitoring Implementasi Kebijakan R Alpha Amirrachman mengatakan bahwa susah menemukan anak tak sekolah. Apabila terdaftar di Dapodik (data pokok pendidikan) mudah ditemui, namun bila tidak terdaftar sulit untuk ditemui.
Selain itu, ia menjelaskan, kendala membuat ATS kembali mengenyam pendidikan adalah motivasi. Ia berujar, mendorong ATS bersekolah, baik di formal maupun tak formal butuh pendampingan dan pendekatan khusus.
Tahun lalu, pemerintah berhasil menyalurkan 60 ribu KIP untuk ATS. Sementara pada 2017, berdasarkan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) terdapat 2,9 juta ATS. Lebih dari 500 ribu dari jumlah itu sudah mendapat KIP dan memanfaatkannya, baik untuk kursus, sekolah, atau kegiatan belajar lainnya. Namun, dari 2,9 juta itu, Kemendikbud tetap menverifikasi berdasarkan nama dan alamat serta tahun lahir.
Ia menambahkan pemerintah minta berikan perhatian khusus agar dorong ATS. Presiden Jokowi (Jokowi) mendorong yang tak sekolah, kembali ke sekolah. Menurutnya, sayang apabila penerima KIP tidak mendaftarkan diri sebagai peserta pendidikan. Sebab, manfaat KIP tidak dapat dicairkan, apabila penerima tidak terdaftar di Dapodik. Pemerintah, Alpha menuturkan, berupaya membuka akses seluas-luasnya untuk mengajak ATS kembali belajar. Ia juga berharap masyarakat meningkatkan kepekaan sosial terhadap ATS di lingkungannya untuk mendorong kembali belajar.