Kompas, halaman 11
Pesantren sebagai pusat pembelajaran agama Islam diminta untuk menghasilkan ulama yang memiliki wawasan keagamaan sekaligus kebangsaan yang mendalam dan kredibel. Hal ini penting bagi pesantren guna menyebarkan nilai-nilai Islam yang sejuk, damai, dan menghargai keanekaragaman. Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengatakan, pesantren sangat membantu dalam mencerdaskan bangsa dan menyebarluaskan nilai Islam moderat.
Kamaruddin mengungkapkan, di Indonesia terdapat 30.000 pesantren. Apabila satu pesantren saja dari jumlah pesantren tersebut menyebarkan ideologi dan propaganda kekerasan, dampak negatifnya sangat terasa bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Hendaknya pesantren bisa memberi pemahaman yang positif kepada masyarakat. Kegiatan itu bagian dari program pesantren yang dipelopori Pusat Studi Agama dan Kebudayaan (CSRC) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dan Konrad-Adenauer Stiftung. Mereka bekerja sama dengan 750 pesantren se-Jawa dan Madura yang melibatkan 1.500 ustadz dan santri.
Direktur CSRC UIN Syarif Hidayatullah Irfan Abubakar mengatakan, jumlah pesantren yang menebar semangat kebangsaan dan persaudaraan cukup banyak. Akan tetapi, mereka dinilai kurang aktif di ruang-ruang publik untuk menyosialisasikan nilai-nilai tersebut kepada khalayak luas. Salah satu tujuan program ini ialah agar pesantren semakin aktif terlibat dengan masyarakat dan bisa memberi arahan cara beragama yang damai.
Program yang sudah berlangsung sejak 2015 itu bekerja sama dengan pesantren-pesantren mitra dan mengadakan pendalaman materi terkait Islam dan hak asasi manusia. Anggota pesantren yang sudah mengikuti lokakarya kemudian menyebar pesan-pesan damai kepada pesantren lain dan warga sekitar mereka.