Aliansi PTN Nyatakan Perang terhadap Ideologi Radikal

The Jakarta Post, halaman  5

Sebuah aliansi yang terdiri dari sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN) di kawasan timur Indonesia telah berdeklarasi untuk melawan ancaman paham radikalisme yang berkembang di kampus-kampus. Deklarasi anti radikalisme itu digelar pada Jumat (16/5) di Kampus Universitas Hasanudin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan.

Sejumlah pejabat turut hadir, diantaranya, Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Endi Sutendi, Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Dwia Ariestina Pulubuhu dan Rektor Universitas Negeri Makassar, Prof Husain Syam.

Sebanyak dua puluh Sembilan rektor dan pimpinan universitas menandatangani deklrasi tersebut dalam sebuah acara yang juga dihadiri Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir, Wakapolri Komjen Pol Syafruddin dan Kapolda Sulsel Irjen Pol Muktiono.

Dalam acara deklarasi itu, para pimpinan PTN berkomitmen untuk menegakkan ideologi negara Pancasila dan UUD 1945 dan menolak segala macam bentuk ideologi berpaham ekstrim di kampus-kampus. Rektor Unhas, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu mengatakan, deklarasi tersebut dimaksudkan untuk mencegah paham radikalisme dan terorisme masuk wilayah kampus.

Sementara itu, Menristekdikti Mohammad Nasir mengatakan, ideologi paham radikalisme telah berkembang di kampus-kampus karena mahasiswa dapat dengan mudah terpengaruhi. Oleh karena itu, lanjutnya, adanya kerjasama dengan pihak kepolisian akan membantu mencegah radikalisme dan terorisme memasuki kampus-kampus, dan diperlukan tindakan tegas dalam memerangi ideologi radikalisme.

Menurut Nasir, adanya tindakan tegas itu tidak berarti bahwa pihak manajemen kampus akan mengurangi kebebasan akademik dan melucuti hak mahasiswa mengungkapkan pendapat mereka. Para mahasiswa, lanjutnya, akan tetap diperbolehkan untuk berdiskusi seputar ideologi-ideologi radikal, namun tidak diperbolehkan untuk menjadi radikal.

Wakapolri Komjen Pol Syafruddin mengatakan, tidak kebebasan untuk menjadi radikal. Pihak kepolisian, lanjutnya, tidak akan mengerahkan personil dan petugas intelijen ke kampus-kampus karena masih dianggap aman.

Menurutnya, benih-benih radikalisme yang ditanam oleh Abdul Qahar Mudzakar, pimpinan Darul Islam /Tentara Islam Indonesia (DI/TII), telah mati dan tidak akan kembali lagi karena generasi berikutnya telah berubah. Namun, ancaman radikalisme baru telah muncul. Munculnya kelompok radikal negara Islam (IS) di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, lanjutnya, telah menimbulkan kekhawatiran.

Secara terpisah, rektor Universitas Negeri Makassar, Husain Syam, mengatakan, pihaknya akan melakukan tindakan tegas terhadap mahasiswa yang terlibat dalam aksi radikalisme atau terorisme. Pemahaman siswa tentang Pancasila, lanjutnya, perlu ditingkatkan melalui program pendidikan Pancasila, seperti dalam Era Orde Baru.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s