RI-Prancis Lanjutkan Program Nusantara

www.mediaindonesia.com

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis semakin diperkuat dengan adanya perjanjian kerja sama dalam berbagai bidang strategis. Khusus di bidang ilmu pengetahuan teknologi (iptek) dan inovasi, kedua negara sepakat untuk kembali melanjutkan Program Kemitraan Hubert Curein (PHC) Nusantara.

Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Kementerian Ristek dan Dikti Ali Ghufron Mukti menilai PHC Nusantara atau Program Nusantara yang telah berlangsung sejak 2008 sangat bermanfaat terutama dalam hal pembiayaan riset, baik yang dilakukan dosen maupun peneliti dari kedua negara.

Ali Gufron mengatakan, hal itu merupakan kesempatan yang baik karena siapa pun boleh mengajukan proposal untuk pembiayaan penelitiannya. Hanya masing-masing harus punya partner, misal peneliti dari Indonesia harus menggandeng peneliti Prancis, pun sebaliknya. Ia mengatakan jejaring peneliti diperlukan, selain untuk mempermudah penelitian yang akan dilakukan di Prancis, juga supaya hasilnya benar-benar sejalan dengan program prioritas kedua negara.

Tahun ini ada 10+1 bidang kerja sama yang digagas melalui Program Nusantara tersebut. Bidang itu antara lain keamanan pangan dan agrikultur, energi, kesehatan, transportasi, advanced material seperti nanoteknologi, teknologi informasi dan komunikasi, maritim, studi dan perlindungan keanekaragaman hayati darat dan laut, penanggulangan bencana alam, penerbangan dan teknologi ruang angkasa, serta humaniora dan ilmu sosial. Lebih lanjut, ungkap Ali, tahun ini sudah ada 40 proposal penelitian yang diajukan baik oleh dosen dan peneliti dari Indonesia maupun dari Prancis.

RI-France to Continue Nusantara Program

www.mediaindonesia.com

The bilateral relationship between Indonesia and France has strengthened due to cooperation agreements in several strategic fields. The two countries agreed to continue Hubert Curien Partnerships (PHC) of Nusantara particularly in science and technology (iptek) as well as innovation.

The Directorate General of Science and Technology Resources of The Ministry of Ristek Dikti, Ali Ghufron Mukti, judge the PHC Nusantara or Nusantara Program to be highly beneficial mainly in terms of research funding to lecturers and researchers of the two countries. This program has been running since 2008.

Ali Gufron said that this program provides a good opportunity for everybody who would like to submit a research proposal. The only thing to consider is that they should have a partner. For instance, an Indonesian researcher has to collaborate with a France researcher, and vice versa. He said that a research network is necessary. This is due to the ease of conducting the research in France as well as the intended result of this priority program.

The Nusantara Program is initiating 10+1 cooperation fields this year: safety in food and agriculture; energy; health; transportation; advanced material such as nanotechnology; technology of information and communication; maritime; study and protection of biodiversity of marine and terrestrial organisms; natural disaster management; aviation and space technology; as well as humanities and social sciences. In addition, Ali stated that 40 research proposals have currently been submitted by lecturers and researchers both from Indonesia and France.

Link: http://mediaindonesia.com/news/read/98654/ri-prancis-lanjutkan-program-nusantara/2017-03-30

Indonesia Jajaki Kerjasama Pendidikan Vokasi dengan Singapura

www.antaranews.com

Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan sedang menjajaki kerja sama dengan Singapura untuk mengembangkan program pendidikan vokasi dibidang industri.

Airlangga mengatakan, ia sudah bertemu dengan menteri pendidikan dan menteri perindustrian Singapura. Kedua negara akan mendorong kerja sama pendidikan vokasi. Kerja sama tersebut akan menjadi bagian dari peringatan 50 tahun hubungan antara Indonesia dan Singapura. Airlangga juga mengatakan kerjasama ini akan diterapkan dalam kurikulum sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan pola dual system sehingga dapat menghasilkan tenaga kerja terampil yang sesuai kebutuhan sektor industri.

Lebih lanjut Menperin menjelaskan, pendidikan vokasi dengan konsep dual system, menggunakan pendekatan pendidikan yang tidak hanya belajar teori, tetapi juga lebih menekankan pada praktek lapangan. Sementara di Singapura, sedang dibahas juga perluasan akses dan kesempatan bagi pelajar Indonesia untuk berpartisipasi dalam program magang pada perusahan industri di Singapura.

Indonesia Explores Possibility of Cooperation with Singapore in Vocational Education

www.antaranews.com

The Indonesian Industry Ministry is looking into the possibility of establishing cooperation with Singapore in developing vocational education in the industrial sector, Industry Minister Airlangga Hartarto said.

Airlangga said that he has met the Singapore education minister and industry minister. The two nations will encourage cooperation in vocational education. The cooperation will be part of the commemoration of 50 years of relations between the two countries. The cooperation will enable vocational schools to apply for curricula under a dual-system pattern to produce skilled workers according to the need of the industrial sector, he noted.

The vocational education, which applies a dual-system approach, will enable students not only to learn the theory but also to spend much of their time on job training.  While in Singapore, he also discussed the possibility of providing Indonesian students with more access to participate in the apprenticeship program in Singapore manufacturing industries.

Link: http://www.antaranews.com/en/news/110152/indonesia-explores-possibility-of-cooperation-with-singapore-in-vocational-education

Turki Subsidi Calon Mahasiswa Asal Indonesia

Republika, halaman 2

Pemerintah Turki memberikan kesempatan yang luas kepada pelajar Indonesia untuk melanjutkan pendidikan jenjang Sarjana (S1) di Turki. Ada 73 Universitas di Turki yang siap menerima pelajar pelajar dari Indonesia Hal ini diisampaikan langsung Duta Besar Republik Turki untuk Republik Indonesia, Dr Mehmet Kadri Sander Gurbuz di Jakarta, Rabu (15/3).

Mustafa Aslan, koordinator Pendidikan Universitas di Turki, menjelakan, pemberian subsidi biaya kuliah oleh Pemeritah Turki dimaksudkan agar pendidikan di perguruan tinggi semakin terjangkau. Semisal Fakultas Kedokteran biayanya hanya Rp 8 juta-an per semester, demikian pula Fakultas Teknik Rp 4 jutaan per semester, Fakultas Ekonomi Rp 3 jutaan per semester, dan sebagainya

Kesempatan ini, lanjut Aslan, sangat baik bagi pelajar Indonesia untuk bisa kuliah dan bergabung bersama para pelajar dari seluruh penjuru dunia untuk berkuliah di Turki. Khusus pelajar yang ingin berkuliah ke Turki dapat mengikuti ujian masuk perguruan tinggi di Turki pada tanggal 30 April 2017 di Jakarta. Aslan menambahkan, pendaftaran ujian yang baru pertama kali di adakan ini dilakukan secara online di http://www.kuliahditurki.com. Masa pendaftaran akan ditutup pada hingga tanggal 30 Maret 2017.

Turkey Subsidies Prospective Students from Indonesia

Republika, page 2

Turkey’s government has provided an excellent opportunity for Indonesian students to continue Undergraduate Program (S1) in Turkey. There are 73 universities in Turkey that are ready to accept Indonesian students, as was stated by Republic of Turkey’s Ambassador to Republic of Indonesia, Dr Mehmet Kadri Sander Gurbuz in Jakarta on Wednesday (15/3).

Mustafa Aslan, the Coordinator of University Education in Turkey, explained, that the provision of college subsidies by Turkey’s government is intended to make college fees more affordable. For instance, the fee for the Faculty of Medicine is only about eight million rupiah per semester, Engineering Faculty about four million rupiah and Economics Faculty about three million, etc.

This opportunity, said Aslan, is highly positive for Indonesians students to go to college and join with students from around the world in studying in Turkey. Those students who would like to study in Turkey can take the entrance test for Turkish universities on April 30, 2017 in Jakarta. Aslan added that this entrance test is for the first time being held online, accessed at www.kuliahditurki.com. The application period will close on March 30, 2017.

Indonesia-Jerman Bahas Kerjasama Multilateral dan Kemitraan Bilateral

www.jakartaglobe.id

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi melakukan diskusi bilateral dengan Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel. Retno mengatakan, fokus pembahasan pada pertemuan tersebut adalah mengenai cara untuk mempertahankan perdamaian di tengah situasi dunia yang kompleks yang dapat berdampak pada penciptaan kondisi yang kondusif bagi pembangunan dunia.

Kedua menteri luar negeri tersebut menekankan pentingnya kerjasama internasional dan multilateral dalam mencipatakan perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan global. Dalam pertemuan ini mereka berharap akan adanya dorongan yang kuat dalam kerjasama multilateral yang akan menangkal kebijakan proteksionisme di beberapa berbagai negara.

Keduanya juga membahas tindak lanjut dari kunjungan Presiden Joko Widodo tersebut ke Jerman pada April tahun lalu, khususnya terkait kerjasama dalam bidang ekonomi, energi, maritim pendidikan vokasional.

Retno dan Gabriel juga setuju untuk membahas perluasan The Indonesian-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA). Retno mengatakan, Indonesia mengundang sektor swasta di Jerman untuk dapat berkolaborasi dengan Indonesia untuk mendukung pendidikan vokasional melalui program magang dan training for trainer.

Indonesia dan Jerman merupakan 2 negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan Uni Eropa. Jerman juga merupakan mitra dagang utama di antara negara-negara Eropa, dengan nilai perdagangan bilateral kedua negara mencapai US$ 6.1 miliyar pda tahun 2015. Tahun lalu, investasi Jerman di Indonesia mencapai US$ 133.2 juta.

Indonesia, Germany Discuss Multilateral Cooperation, Bilateral Partnerships

www.jakartaglobe.id

Indonesian Foreign Minister Retno Marsudi held bilateral discussions with her German counterpart Sigmar Gabriel. Retno said, the focus of the meeting is on maintaining peace in a complex world, as it will contribute to creating stable conditions that will create room for development.

The two minsters highlighted the importance of international and multilateral partnerships to create peace, stability and global welfare. They expressed hope that a stronger push for multilateral partnerships will counter  protectionist policies in several countries.

The two ministers also discussed developments following President Joko “Jokowi” Widodo’s visit to Germany in April last year, especially in the economic, energy, maritime and vocational education sectors.

Retno and Gabriel agreed to discuss expansion of the Indonesian-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA). Retno said, Indonesia inviting Germany’s private sector to collaborate with Indonesia in support of vocational education through internships and ‘training for trainer’ programs.

Indonesia and Germany are the two largest economies in South East Asia and the European Union. Germany is also Indonesia’s main trade partner in the EU, with bilateral trade worth $6.1 billion in 2015. German investments in Indonesia amounted to $133.2 million last year.

Link: http://jakartaglobe.id/news/indonesia-germany-discuss-multilateral-cooperation-bilateral-partnerships/

jakartaglobecom_indonesia-germany-discuss-multilateral-cooperation-bilateral-partnership

Indonesia dan Belanda Kerjasama Untuk Tingkatkan Pendidikan Vokasi

www.antaranews.com

Pemerintah Indonesia dan Belanda memperkuat kerjasama dalam pendidikan vokasi dan budaya melalui penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU), Letter of Intent (Lol), dan Technical Arrangement (TA). Kerjasama ini ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Muhadjir Effendy dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Sains Belanda, Jet Bussemaker.

Mendikbud mengatakan bahwa kerjasama ini sangat penting bagi kedua negara dan akan memperkuat pengembangan sumber daya manusia. MoU bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dalam kebudayaan, sedangkan Lol adalah kerjasama kemitraan komperhensif dibidang pengembangan pelatihan dan pendidikan vokasi. Sedangkan, TA bertujuan untuk mengidentifikasi proyek-proyek percontohan potensial di Indonesia dan merevitalisasi pendidikan kejuruan dalam bidang pertanian.

Muhadjir mengatakan, kerjasama mengenai kebudayaan sangatlah penting, mengingat fakta bahwa Belanda merupakaan partner strategis Indonesia di kawasan Eropa. Sementara itu, kerja sama di bidang kebudayaan dilakukan karena kedua negara memiliki hubungan masa lalu yang panjang sehingga satu sama lain memberikan pengaruh, termasuk kebudayaan. Kedua negara juga memiliki keunggulan masing-masing yang bisa dikembangkan. Belanda memiliki keunggulan di bidang pengelolaan museum dan arsip, sementara Indonesia kaya akan tradisi dan keragaman budayanya, tambah Muhadjir. Sementara itu, dengan penandatanganan pada Lol, kedua negara akan mengembangkan pendidikan vokasi dan pelatihan di bidang pertanian, kelautan, pariwisata, dan industri kreatif lainnya.

Berkenaan dengan TA, pemetaan dan analisis akan dilaklukan di dua sekolah menengah kejuruan negeri (SMKN), seperti SMKN 2 Subang di Jawa Barat dan SMKN 5 Jember di Jawa Timur, sebagai proyek percontohan kerjasama revitalisasi pendidikan kejuruan pertanian di Indonesia. Muhadjir berharap pemetaan dan analisis kebutuhan akan menawarkan solusi untuk Indonesia dalam memenuhi kesenjangan dan kebutuhan antara sekolah dan pasar.

Hasil kerja sama itu diharapkan dapat lebih memperluas skala promosi dan membuka peluang kerja sama yang lebih luas lagi dalam berbagai sistem pendidikan kejuruan di antara kedua negara. Sementara itu, Menteri Bussemaker menyatakan bahwa sekolah kejuruan di Belanda merupakan salah satu sekolah yang terbaik di dunia. Sekolah-sekolah tersebut hanya mendorong siswa untuk maju, dengan cara membiarkan mereka memperoleh pengetahuan melalui praktek belajar mandiri. Dalam waktu satu minggu, sekolah juga memberikan waktu kepada para siswanya untuk mendapatkan ilmu dari tangan pertama di pabrik-pabrik.

Indonesia, Netherlands Enhance Cooperation in Vocational Education

www.antaranews.com

The governments of Indonesia and the Netherlands intensified vocational education and cultural cooperation through the signing of a memorandum of understanding (MoU), Letter of Intent (LoI), and Technical Arrangement (TA).  The cooperation documents were inked between Indonesian Education Minister Muhadjir Effendy and Dutch Minister of Education, Culture, and Science Jet Bussemaker.

Minister Effendy said that the cooperation is important for both countries and will strengthen human resource development. The MoU aims to boost cultural cooperation, while the LoI is a comprehensive cooperation partnership in the field of developing education and vocational training. The TA aims to identify potential pilot projects in Indonesia and revitalize vocational education and training in the agricultural sector

Muhadjir said, the MoU on culture is very important, given the fact that the Netherlands is a strategic partner of Indonesia in the European region. In addition, the two countries have a long-standing relationship that has yielded positive impacts for each other, including in the field of culture. Both countries also have their respective advantages that can be developed. The Netherlands has an edge in the field of management of museums and archives, while Indonesia is rich in tradition and cultural diversity, he added. Meanwhile, with the inking of the LoI, the two countries will develop vocational education and training in the agriculture, marine, tourism, and creative industries sectors.

With regard to the TA, mapping and analysis will be conducted at two public vocational high schools, such as SMK Negeri 2 Subang in West Java and SMK Negeri 5 Jember in East Java, as a pilot project of cooperation on the revitalization of agricultural vocational education in Indonesia. Muhadjir hopes the mapping and analysis of the needs will offer solutions to Indonesia to meet the gaps and needs between the schools and the market.

These collaborations are expected to further expand the scale of promotion and job opportunities in addition to also opening a wider scope for vocational education cooperation between the two countries. Meanwhile, Minister Bussemaker stated that the Dutch vocational schools are one of the best in the world. The schools merely encourage the students, as they gain knowledge through self-learning practices. Within a week, the school also gives time to the students to gain first-hand knowledge in factories.

Link: http://www.antaranews.com/en/news/109405/indonesia-netherlands-enhance-cooperation-in-vocational-education

antaranews_indonesia-netherlands-enhance-cooperation-in-vocational-education