Media Indonesia, halaman 14
Sebanyak tiga perguruan tinggi negeri (PTN) ternama di Indonesia turun peringkat berdasarkan penilaian Quacquarelli Symonds (QS) University Rankings untuk jajaran 300 universitas terbaik di Asia tahun ini. Hanya dua PTN ternama di Indonesia yang mampu naik peringkat tahun lalu.
QS merupakan lembaga pemeringkat perguruan tinggi di dunia yang system penilaiannya berdasarkan enam parameter; berupa academic reputation (40%), employer reputation (10%), student/faculty ratio (20%), citations per faculty (20%), international faculty (5%), dan international students (5%).
Menurut keterangan yang dikutip melalui www.topuniversities.com, ketiga PTN yang turun peringkat ialah Universitas Indonesia (UI), yakni dari urutan ke-64 menjadi ke-71, Universitas Gadjah Mada (UGM), dari posisi ke-133 menjadi ke-145, dan Universitas Brawijaya, dari peringkat 201-250 menjadi posisi 251-300.
Dua universitas yang sukses menembnus posisi di atas mereka ialah Institut Teknologi Bandung (ITB), dari ke-129 menjadi ke-125, dan Universitas Airlangga (Unair), dari ke-145 menjadi ke-127. Sisanya, yakni Institut Pertanian Bogor, Universitas Padjajaran, dan Universitas Udayana, masih berada pada kisaran peringkat 251-300.
Menurut Kepala Riset QS Ben Stower, beberapa universitas di Indonesia berhasil menorehkan reputasi solid, antara lain para akademisi dan lulusan mereka yang telah bekerja di dalam dan luar negeri.
Berdasarkan survei yang melibatkan 43.000 akademisi itu, lanjut Ben, tantangan di masa depan bagi PTN ternama Indonesia ialah meningkatkan performa penelitian dan internasionalisasi. Menurut Ben pihaknya melihat Indonesia masih kurang dalam produktivitas penelitian dan proporsi siswa internasional. Ben mencontohkan kemunculan universitas-universitas dari Singapura dan Korea sebagai pemain baru yang mengimbangi dominasi Hong Kong dan Jepang, bukti bahwa pemerintah Singapura dan Korea amat menekankan produktivitas riset dan penerapan bahasa Inggris di kampus mereka.
Sementara itu, Rektor UI M. Anis menyatakan meski posisinya turun pada tahun ini, UI mensyukuri masih jadi bagian PTN di Indonesia yang masuk jajaran top 100. Menurut Anis data tersebut bakal menjadi driving force untuk melakukan evaluasi diri, terutama untuk peningkatan penelitian pada siswa serta makalah-makalah internasional.
Wakil Rektor UI Bambang Wibawarta menambahkan, UI tidak berkonsentrasi pada peringkat, tetapi fokus pada kontribusi UI untuk membangun bangsa. Menurutnya rangking hanya sebagai dorongan, yang lebih penting bagaimana menghasilkan lulusan bermutu di kancah nasional dan international.
Rektor ITB Akhmaloka, menegaskan pihaknya tidak peduli atas rangking itu. Menurutnya yang utama adalah ITB terus bekerja sebaik-baiknya untuk pembangunan bangsa, agar banyak lulusan yang bisa berkiprah di dalam dan luar negeri.