Kompas, halaman 12
Perguruan tinggi di Indonesia bakal mengalami krisis dosen. Setiap tahun, 1.200-2.000 dosen pensiun, sementara pengangkatan dosen oleh pemerintah tidak ada selama tiga tahun terakhir. Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ali Ghufron Mukti mengatakan, sebenarnya profesi dosen diminati penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang lulus pascasarjana di dalam dan luar negeri. namun, formasi untuk menjadi dosen pegawai negeri sipil (PNS) terbatas. Demikian pulan mereka yang terpilih sebagai penerima beasiswa program Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Padahal, potensi dosen yang bermutu sudah mulai banyak.
Ghufron mengatakan, dukungan pemerintah untuk peningkatan kualifikasi dosen disediakan lewat beragam skema beasiswa. Pada peluncuran beasiswa Ristekdikti kemarin, dibuka kesempatan bagi dosen mendapat Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPP-DN) untuk melanjutkan program doktor dengan kuota 1.000 orang. Ada pula Beasiswa Afirmasi untuk Perguruan Tinggi Baru (PTNB) untuk 150 orang.
Lulusan S1 yang berprestasi dapat mengakses PMDSU. Program ini untuk menghasilkan doktor yang punya kompetensi riset dan penulisan jurnal ilmiah internasional dalam empat tahun. Kuotanya untuk 250 orang. Sejumlah beasiswa hasil kerja sama dengan pemerintah negara lain juga tersedia bagi dosen dan peneliti.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Budiman Djatmiko mengatakan, peningkatan jumlah dosen yang diangkat pemerintah sebenarnya bukan hanya untuk PTN, tetapi juga dapat membantu PTS sebagai salah satu bentuk bantuan pemerintah.